Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko saat melakukan rapat koordinasi |
PONOROGO - Langkah tanggap dilakukan Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam menanggulangi wabah penyakit mata dan kuku (PMK) pada hewan yang telah terjadi di sejumlah daerah di Jawa Timur.
Hal ini diungkapkan Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko. Menurutnya, pihaknya memberikan penjelasan kepada masyarakat agar tak panik. Jika PMK itu bukan bakteri, namun virus yang tidak bisa menyerang manusia.
"Untuk hewan pun, tingkat kematiannya (PMK) ini juga rendah berkisar 1% sampai 5%. Namun, tetap waspada adalah hal yang perlu dilakukan," jelasnya saat melakukan rapat koordinasi penanggulangan PMK di ruang pusdalops, Kabupaten Ponorogo, Rabu (18/5/2022).
Kang Bupati Sugiri Sancoko menambahkan, pada prinsipnya Kabupaten Ponorogo jangan sampai tersuspect virus PMK pada hewan tersebut. Pihaknya juga melakukan penyekatan-penyekatan di pintu masuk 'Kota Reyog' bagi pedagang hewan.
"Khususnya penyekatan dilakukan di perbatasan daerah tetangga, misalnya Magetan yang saat ini ada hewan ternak tersuspect PMK. Untuk populasi pedagang di pasar (sapi) pahing di Kecamatan Jetis berkurang hingga 30%," ungkapnya.
Pihaknya tidak menutup pasar pahing tersebut, karena jika ditutup akan terjadi lumpuhnya perekonomian bagi pedagang. Tetap dibuka namun dengan pengawasan yang ketat.
"Ya kita masih berkoordinasi dengan pihak provinsi Jawa Timur terkait vaksin dan desinfektan PMK. Tentu ini sebagai langkah antisipasi kita jika ada hewan yang terjangkit virus itu di Ponorogo," imbuhnya.
Dalam hal ini, pihaknya juga menggandeng sejumlah pihak. Tak hanya dari instansi terkait (peternakan dan kesehatan), namun juha melibatkan TNI-Polri. Pemeriksaan hewan di setiap daerah di Ponorogo juga dilakukan
"Sekaligus memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Pada intinya kita harus mempertahankan zero PMK tanpa harus menutup pasar," tandasnya.
Posting Komentar